Kamis, 18 September 2008

Mengenang Satu Abad AR Baswedan

Penulis : Rusdhy Husein
AR Baswedan dilahirkan di kampung Ampel, Surabaya , Jawa Timur, 9 September 1908. Nama lengkapnya Abdurrahman Baswedan. Karir lengkapnya adalah : mantan menteri, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia , dan juga sastrawan Indonesia . AR Baswedan pernah menjadi anggota Tjuo Sangi In, Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Menteri Muda Penerangan RI pada kabinet Sjahrir III, dan Menteri Penerangan pada kabinet Natsir, Anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante. Ia pernah menyerukan pada orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan rakyat Indonesia guna mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. Ia mengajak keturunan Arab, seperti dirinya sendiri, menganut asas kewarganegaraan “di mana saya lahir, di situlah tanah airku”. Bulan Oktober 1934, ia mengumpulkan para peranakan Arab di Semarang, lalu mereka mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI), dan AR Baswedan diangkat sebagai ketua. Sejak itu ia tampil sebagai tokoh politik. Sebagai wartawan, ia memang wartawan tangguh. Bekerja di Sin Tit Po pimpinan Lim Kun Hian kemudian Soeara Oemoem, milik dr. Soetomo. Soebagio I.N, dalam buku Jagat Wartawan, memilih Baswedan sebagai salah seorang dari 111 perintis pers nasional yang tangguh dan berdedikasi. Gagasan dan perjuangan AR Baswedan pada tahun 1934 telah mendorong pemuda keturunan Arab di Indonesia menyatakan Sumpah Pemuda Keturunan Arab. Mereka telah bersumpah bahwa mereka putra-putri Indonesia mengaku Indonesia sebagai tanah airnya. PAI itu sendiri adalah sebuah partai yang bertujuan menuju kemerdekaan bagi bangsa Indonesia . Atas dasar pemikiran itulah maka PAI secara sadar membubarkan diri setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, karena tujuan perjuangan partai telah tercapai. Para pemimpin dan anggota PAI lalu menyebar di berbagai partai lain sebagai bagian dari bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan. Perjuangan AR Baswedan berlanjut dalam pemerintahan R.I. sebagai anggota partai Masyumi bersama dengan H. Rasyidi, Muhammad Natsir, Abu Hanifah, Mohamad Roem dan lain lain. AR Baswedan sebagai Menteri Muda Penerangan ikut dalam melobi para pemimpin negara-negara Arab pada tahun 1946 dimana kemudian dicapai pengakuan pertama atas eksistensi Republik Indonesia oleh Negara-negara Arab dan Liga Arab.. Pada akhir bulan Februari 1986 beliau mengalami kemunduran kondisi kesehatannya dan meninggal dunia tidak beberapa lama kemudian. AR Baswedan dimakamkan di TPU Tanah Kusir berdampingan dengan para pejuang Indonesia lainnya.


Tidak ada komentar: