Minggu, 17 Agustus 2008

Andaryoko Tidak Mengenal Foto Komandannya

Bapak Surachmat, Daidancho (komandan Batalyon) PETA Blitar tahun 1944-1945.
Foto dibuat sekitar tahun 1948 dan merupakan sumbangan putranya Ir Sujudi Surachmat.
Oleh : Rusdi Hoesein
Jumat tanggal 15 Agustus 2008, saya diundang Apa Kabarnya TV One dengan maksud mendampingi Andaryoko Wisnu Prabu yang sedang kondang itu untuk memberikan penjelasan bahwa dirinya benar-benar adalah Supriyadi Pahlawan Nasional.
Sebagai pengamat Sejarah, tidak banyak yang saya persiapkan, karena undangan datang tiba-tiba malam hari sebelumnya, padahal dokumen semua ada didalam digital file dan perpustakaan. Memang hal ini cukup serius karena sekitar jam 22.00 tanggal 14 Agustus 2008 Ki Utomo Darmadi menelpon saya dan ingin kepastian kalau saya bersedia untuk acara itu. Saya jawab mudah-mudahan bisa !. Ketika pagi jam 7.00 pagi tiba di Wisma Nusantara, memang Andaryoko sudah duduk diruang tamu.
Saya tidak mendekati dengan maksud, nanti saja saat wawancara. Saat wawancara dan ditanya pewawancaranya Andaryoko menginginkan kalau dirinya dibicarakan sebagai Suprijadi yang melakukan pemberontakan 63 tahun yang lalu terhadap pasukan Jepang di kota Blitar. Maka kesanalah pembahasan dilakukan. Setelah Andaryoko, saya diwawancarai soal apa yang saya tahu tentang Supriyadi. Saya menerangkan, apa yang saya ketahui dari Supriyadi yang saya kenal secara tidak langsung. Mulai dari pendidikannya di Seinendojo di Tanggerang, sampai pemberontakan Blitar Februari 1945. Kebetulan sekitar tahun 1995-1997 ada proyek penulisan buku sejarah PETA dimana saya dilibatkan.
Ketua penulisan adalah Lt.Jen (Purn) Purbo Suwondo saat itu ketua bidang kesejarahan LVRI. Oleh pak Purbo saya ditugaskan untuk mencari dokumen tertulis, foto, film dan buku-buku. Salah satu foto yang saya dapati adalah foto Bapak Surachmat komandan batalyon (Daidancho) dari Kediri Shu. Artinya komandannya Bapak Suprijadi yang saat itu adalah salah satu komandan pleton (Shodanco) di Blitar.
Nah, dari sekian foto yang ditunjukkan saat wawancara tanggal 15 Agustus 2008 jam 8.00 pagi ini dan berhasil muncul dilayar kaca, antara lain foto Pak Surachmat dan ternyata Pak Surachmat tidak dikenal oleh Andaryoko. Mungkinkah Andaryoko yang mampu bercerita secara detail menurut fahamnya soal pemberontakan Blitar tahun 1945 itu tidak mengenal Daidanchonya sendiri yaitu Surachmat ? Soal ini sungguh membingungkan .

Tidak ada komentar: